KABARLIPUTAN.ID, ACEH TIMUR – Warga Kecamatan Peunaron, Aceh Timur, yang mayoritas sebagai petani terancam gagal menanam padi gogo atau padi gunung.
Hal ini, karena tidak bisa melakukan pembersihan lahan akibat bulan April dan Mei musim penghujan.
Samsi Alaudin Pj Keuhchik Gampong Arul Pinang, pada Senin (12/5/2025) menyebutkan, petani telah melakukan persiapan pembersihan lahan dari bulan Februari, Maret, April. Namun karena musim hujan petani tidak bisa melakukan pembersihan lahan secara maksimal.
“Sedangkan waktu yang tepat penajukan benih padi di bulan Mei dan Juni, tidak boleh dibulan lain. Namun karena berbagai kendala, lahan yang dibersihkan oleh petani dengan cara pruning, masih sangat sedikit sehingga kita khawatir petani gagal menanam padi gogo tahun ini,” kata Samsi.
Jika petani gagal menanam, maka dikhawatirkan terjadi penurunan ketahanan pangan.
Samsi, mengatakan potensi padi Gogo di Kecamatan Peunaron sangat menjanjikan. Contoh, di Gampong Alur Pinang, lahan padi gogo seluas 300 hektar.
Untuk persiapan pembersihan lahan sejak Februari lalu, jelas Samsi, petani sudah mengeluarkan biaya Rp3,600.000 perhetar.
“Hingga Mei total biaya yang dikeluarkan petani untuk lahan padi gogo sekitar 1,95 miliar rupiah,” ungkapnya.
Sementara jika petani berhasil menanam padi Gogo, maka diperkirakan hasilnya bisa mencapai 2-3 ton per hektare.
“Jika hasilnya 2 ton saja per hektare, maka jika luas tanam 300 hektar hasilnya bisa mencapai 600 ton per musim dengan nilai jual Rp 6.3 miliar,” jelas Samsi.
Luas tanam itu, jelas Samsi, hitungan masih satu gampong. Belum lagi, lanjutnya, di Kecamatan Peunaron juga ada Gampong Peunaron Baru dan gampong lainnya yang juga menanam padi Gogo.
Samsi mengharapkan pemerintah melalui dinas terkait dapat membantu solusi untuk petani agar dapat membersihkan lahan dalam waktu cepat sehingga petani dapat melakukan penajukan benih. (Ardiansah)