KabarLiputan.id, ACEH TIMUR –
Melalui program sertifikasi, PT Hasil Bumi Raya Mandiri, ingin memastikan rantai pasok Kakao dari petani dapat dipertanggungjawabkan secara legalitas bukan dari kawasan hutan, dan menghormati kelestarian lingkungan serta hak asasi manusia.
Ya hal ini sejalan dengan
Standar mutu Rainforest Alliance (RA) yang ditetapkan oleh buyer kakao eropa Mars.
Petani kakao Aceh Timur, para agen, dan kolektor menyambut baik program sertifikasi yang melibatkan petugas Forum Konservasi Leuser (FKL) dibidang pendataan dan pemetaan petani di lapangan. Ya, ada kurang lebih 3500 petani kakao di Aceh Timur sudah terdata oleh FKL dalam program berkelanjutan, mendukung kehidupan petani dan masyarakat, serta menjaga kelestarian lingkungan ini.
Untuk diketahui, Standar mutu Rainforest Alliance adalah serangkaian kriteria yang harus dipenuhi oleh petani, perkebunan, dan perusahaan yang ingin mendapatkan sertifikasi Rainforest Alliance.
Sertifikasi ini memastikan produk yang dihasilkan memiliki dampak positif terhadap lingkungan, masyarakat, dan ekonomi.
Untuk mewujudkan standar mutu RA ini, harus memenuhi prinsip melestarikan lingkungan yaitu aspek pelestarian keanekaragaman hayati, pencegahan deforestasi, penggunaan air dan energi yang efisien, pengelolaan limbah, dan perlindungan alam.
Dari aspek sosial yaitu, kondisi kerja yang aman dan sehat, akses ke tempat tinggal yang layak, hak-hak pekerja, kesetaraan gender, non-diskriminasi, dan kepatuhan terhadap undang-undang ketenagakerjaan anak.
Dari segi aspek ekonomi, kebebasan bersilaturahmi dan tawar-menawar kolektif, diversifikasi produksi, manajemen hama terpadu, dan konsep upah hidup.
Ahyar Maulana, manager sertifikasi kakao dari PT HBRM, memaparkan program berkelanjutan ini di hadapan petani kakao di Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Jumat (25/4/2025).
Baca halaman selanjutnya>>