KabarLiputan.id, ACEH TIMUR – Pj Bupati Aceh Timur Amrullah M Ridha membuka acara Sosialisasi Program Pendampingan Petani Kakao, di aula Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh Timur, Kamis (6/2/2025).
Acara tersebut mengusung tema ” kick off sosialisasi program pendampingan petani kakao-gerakan kakao Aceh bangkit di Kabupaten Aceh Timur forum konservasi leuser tahun 2025 ”.
Kegiatan tersebut berlangsung selama sehari, dan diikuti oleh unsur camat dan kepala desa dalam Kabupaten Aceh Timur.
“Indonesia merupakan salah satu produsen utama dalam industri kakao global. Namun, dalam lima tahun terakhir, volume produksi biji kakao di Indonesia mengalami penurunan dari 270.000-ton pada tahun 2017 menjadi 170.000-ton pada tahun 2021,” kata Amrullah.
Tambahnya, Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah penghasil kakao yang penting di Indonesia dengan lanskap yang komplek untuk budidaya kakao. Meskipun sektor kakao memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal, namun sebagian besar kebun kakao telah berusia tua, tidak terawat, dan menerapkan sistem monokultur.
Baca juga : Tingkatkan Produktivitas Kakao, Pj Bupati Aceh Timur Buka Sosialisasi Pendampingan Petani Kakao
“Sehingga tanaman rentan terhadap hama dan penyakit. Data menunjukkan lebih 95.000 ha areal tanaman kakao Aceh sudah berumur tua 20 tahun yang tidak produktif dengan tingkat produktivitas rendah,” tutur Pj bupati.
Menurut Amrullah, rendahnya penerapan praktik budidya yang baik dan inovasi dalam budidaya kakao menjadi penghambat peningkatan produksi dan kualitas kakao.
Perubahan iklim menjadi tantangan tersendiri karena produksi kakao sangat bergantung pada kondisi iklim.
Kekeringan berkepanjangan, pola curah hujan yang tidak menentu, peningkatan suhu, dan penyebaran hama serta penyakit mempengaruhi hasil kakao dan mata pencaharian petani.
“Seiring dengan meningkatnya permintaan global akan kakao berkualitas, pengembangan pertanian kakao berkelanjutan menjadi sangat penting untuk diterapkan oleh petani untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut dan meningkatkan produktifitas kakao di Aceh,” pungkas Pj Bupati Aceh Timur Amrullah M Ridha.
Agen Kakao Aceh Timur dan Aceh Tenggara Dilatih

Disamping itu, puluhan Agen Kakao dari Kabupaten Aceh Timur, dan Aceh Tenggara, dan kolektor mengikuti pelatihan penggunaan aplikasi KoltiTrace MIS yang dipandu oleh tim Koltiva, dibawah PT Hasil Bumi Raya Mandiri (HBRM), di Hotel Saka, Medan Kamis-Jumat (30-31/2/2024).
Pelatihan penggunaan aplikasi ini bertujuan untuk melakukan pencatatan mulai dari Agen melakukan pembelian dari petani tersertifikasi hingga agen melakukan penjualan/pengiriman kepada Kolektor hingga penjualan kepada PT HBRM dan pembeli lebih tinggi diatasnya.
Menurut narasumber dalam pelatihan itu, berdasarkan peraturan uni eropa terbaru/ pasar global perusahaan terbesar Kakao dunia baru melakukan pembelian jika memenuhi peraturan yang berlaku, yaitu rantai pasok mulai dari petani, agen, kolektor dan perusahaan tercatat secara jelas untuk meminimalisir melanggar aturan. (*)